KaryaKu - Merindukan Ayah Karya Selvi Feronika
Merindukan Ayah
Karya: Selvi Feronika
Hai,aku seorang anak bernama Nia. Aku adalah anak terakhir dari tiga bersaudara,dan aku anak yang paling dimanja oleh ke dua orang tua ku. Aku ingin menceritakan pengalaman aku,ayah,dan ibuku.
Setiap tengah malam aku selalu terbangun. Aku seperti ini sejak lima tahun lalu. Tidurku selalu saja tidak nyenyak. Aku selalu bermimpi ada ayah yang selalu menemaniku saat tidur.
Saat dulu,setiap malam,saat pulang kerja ayah selalu menyempatkan diri bercanda dengan ku. Walaupun ayah sibuk,tapi ayah selalu saja sempat meluangkan waktu dengan ku saat malam hari. Ayah selalu menemaniku mengerjakan pekerjaan rumah setiap malam. Kadang kalau sedang ada siaran komedi ayah selalu mengajak ku menonton walaupun waktu menontonnya tidak sampai tengah malam.
Setiap akhir pekan ayah selalu mengajak ku pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan dan menghibur seperti rumah saudara, kolam berenang, wahana bermain dan tempat-tempat menyenangkan dan menghibur lainnya.
Aku pulang sekolah lebih cepat karena kalau akhir pekan aku sekolah hanya setengah hari.Saat pulang sekolah ayah bertanya kepada ku,
"Nia,akhir pekan ini kamu mau ke tempat apa?"
" Hmm,nia mau pergi ke tempat - tempat yang seperti biasa kita sering kunjungi"
"Oh,oke kita akan pergi setelah shalat zhuhur,ya!"
"Oke ayah!"
Setelah shalat zhuhur selesai, aku dan ayah pergi. Setelah beberapa jam perjalanan kami pun sampai ke tempat tujuan. Setelah beberapa jam menikmati tempat yang menyenangkan, aku pun mulai merasa lelah, aku pun minta pada ayahku untuk pulang karena aku sudah merasa sangat lelah.
"Ayah,aku ingin pulang sekarang!"
"Kenapa nak?"
"Aku sudah mulai merasa lelah,ayo kita pulang saja"
"Ok,baiklah kita pulang sekarang saja"
"Baiklah ayah"
Kami pun pulang. Dalam perjalanan aku tertidur di motor sambil memeluk ayah agar tidak terjatuh.
Setelah beberapa jam, aku dan ayah sampai di rumah. Saat sudah sampai di rumah aku langsung ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk shalat maghrib. Saat aku sedang shalat dan selesai shalat aku berdo'a. Saat aku selesai berdo'a, aku pun keluar dan saat aku keluar aku melihat wajah dan badan ayah yang terlihat lemas.
Pada hari minggu ayah dan ibu pergi keluar untuk membawa ayah periksa ke rumah sakit yang ada di Duri. Pada saat di periksa, dokter mengatakan bahwa tidak ada yang salah pada kesehatan ayah cuma saja waktu itu dokter melihat mata ayah berwarna kuning. Beberapa hari kemudian dokter menyatakan bahwa ayah harus dikirim ke rumah sakit Pekanbaru. Ibu pun segera menyiapkan barang - barang yang harus di bawa ayah kesana. Beberapa jam perjalanan. Kami pun semua sampai di rumah sakit Pekanbaru. Di rumah sakit tersebut ayah dirawat selama beberapa minggu. Saat dirawat kami keluarga semua melihat mata ayah semakin menguning dan perut ayah semakin membesar. Ibu pun bertanya kepada dokter yang merawat ayah,
"Assalamu'alaikum, pak dokter!"
"Wa'alaikumsalam bu,ada apa bu?"
"Saya ingin bertanya pak tentang keadaan suami saya,mengapa mata nya semakin kuning dan perutnya semakin membesar dan suami saya merasa kalau perutnya terasa panas,apa yang terjadi pada suami saya?"
Dokter pun menjawab dengan raut wajah bingung dan sedikit ragu,
"Begini ibu, saya ingin menyatakan sebenarnya pada ibu, bahwa kami seluruh perawat angkat tangan dengan keadaan suami ibu sekarang."
"Kenapa dokter menjawab seperti itu?"
"Saya ingin mengatakan bahwa suami ibu menderita penyakit kanker hati stadium 4. Maaf kalau saya mengatakannya lambat dan umur suami ibu sudah tidak lama lagi"
Setelah mendengar kata-kata dokter, ibu pun menangis dan bertanya kepada dokter mengapa dokter mengatakannya terlambat
"Mengapa dokter baru mengatakannya sekarang?"
"Maaf sekali ibu kalau saya mengatakan nya terlambat"
"Dan saya pun ingin mengatakan kepada ibu kalau suami ibu harus di bawa ke rumah sakit Jakarta".
Setelah mendengar kata-kata dokter tersebut ibu pun sepakat kalau ayah ku harus dibawa ke rumah sakit Jakarta.Keesokan harinya kami semua membawa ayah untuk di bawa ke rumah sakit Jakarta. Setelah beberapa jam, kami naik pesawat untuk ke Jakarta kami pun sampai di bandara. Saat sudah sampai di sana kami mengurus koper yang akan di bawa ke rumah sakit.
Dari bandara kami pun langsung ke rumah sakit Siloam Semanggi Jakarta. Saat sudah sampai kami pun mengurus surat-surat rawat inap ayah dan saat semua surat sudah selesai ayah pun dibawa ke ruang inap.
Ayah dirawat dirumah sakit selama 3 bulan. Tidak ada perubahan sama sekali dengan kondisi ayah. Keadaan ayah semakin memburuk, ayah muntah-muntah dan muntahnya itu mengeluarkan darah. Pada tubuh ayah dipasang saluran makanan melalui hidungnya. Karena sudah melihat keadaan ayah seperti itu dokter pun meletakkan ayah di ruang ICU. Pukul 10.00 pagi setelah beberapa jam di rawat, ayah berpesan kepada aku dan kakak-kakakku untuk selalu berusaha mencapai cita-cita dan ayah pun berbisik dan mengatakan pada ibu untuk selalu mendukung anak-anaknya dalam bersekolah. Tidak beberapa lama rasa kantuk menyerangku. Aku pun tertidur di dekat lobby ICU.
Betapa terkejutnya aku, ketika aku bangun semua mengatakan kepada ku bahwa ayah ku telah meninggal. Aku sangat sedih karena aku tidak dapat melihat dan memeluk ayah untuk terakhir kalinya.
Ayah meninggal pada jam 22.00 malam. Ibu pun segera mengurus surat-surat kematian ayah di rumah sakit tersebut. Dan kami pun segera membawa jasad ayah ke bandara untuk di bawa ke Pekanbaru dan setelah sampai di Pekanbaru, jasad ayah pun segera kami bawa ke Duri untuk di kuburkan.
Ayah meninggal dan di kuburkan pada tanggal 05 Mei 2013. Ayah benar-benar meninggalkan banyak kenangan untukku dan keluargaku. Aku berharap ayah masih ada di samping ku dan keluarga. Namun, sayang apa yang aku harapakan tidak akan pernah terjadi.
Ayah kau adalah yang terindah dalam hidupku.
***
Komentar
Posting Komentar